A. PESIMIS
seseorang hanya memperhatikan sisi gelap dari suatu peristiwa yang terjadi dan mengharapkan hal terburuk yang terjadi.B. OPTIMIS
kecenderungan untuk bersikap tetap berharap akan terjadinya sesuatu yang menyenangkan walaupun mengalami hal-hal yang tidak menyenangkan. “Kegagalan adalah sukses yang tertunda”
Alan Loy McGinnis menyatakan bahwa salah satu ciri dari orang optimis adalah selalu mencari kebaikan dalam situasi yang buruk.
C. APATIS
Apatisme adalah kata serapan dari Bahasa Inggris, yaitu apathy. Kata tersebut diadaptasi dari Bahasa Yunani, yaitu apathes yang secara harfiah berarti tanpa perasaan. Sedangkan menurut AS Hornby dalam Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English: apathy is an absence of simpathy or interest. Dari definisi-definisi di atas, maka dapat ditarik satu benang merah definisi apatisme, yaitu hilangnya simpati, ketertarikan, dan antusiasme terhadap suatu objek.
CIRI-CIRI:
A. PESIMIS
- Memberi gelar yang buruk kepada diri sendiri. Suatu ketika anda mengerjakan sesuatu dan hasilnya adalah gagal. Sebagai contoh, anda gagal dalam mengerjakan soal matematika sehingga hanya mendapatkan nilai 4 dari maksimal nilai 10. Lalu anda mengatakan pada diri sendiri (memberikan gelar) bahwa “saya bodoh.” Tanpa disadari anda telah memberi “makan” kepada otak bawah sadar anda bahwa anda bodoh, yang hal ini akan semakin menguatkan otak bawah sadar anda untuk mempengaruhi alam sadar anda bahwa anda bodoh.
- Lebih suka melihat kepada hal negative dari pada hal positif ketika merasakan kegagalan. Seperti pada contoh nomor 1 bahwa anda gagal dalam mengerjakan soal matematika, anda lebih memandang kepada hal negatifnya daripada positifnya seperti soalnya yang tidak sesuai dengan yang dipelajari, pengawasnya yang ketat sehingga tidak bisa mencontek teman, ballpointnya macet, dan seribu alasan lainnya..
- Jika melakukan kesalahan kecil akan membesar – besarkannya. Hal ini akan menguras energy yang ada hanya untuk mengatasi masalah yang kecil ini. Akhirnya energy untuk mengerjakan hal – hal yang lebih penting ikut habis terkuras. Sesuaikan penyelesaian masalah sesuai dengan proporsinya serta belajarlah dari kesalahan yang telah terjadi.
- Mudah curiga. Sebagai contoh ketika pasangan diajak jalan, namun dia menolak, maka si pesimis langsung curiga bahwa dia tidak setia serta banyak pikiran negative lainnya.
- Jika ada kejadian kompleks dan beruntun, mudah sekali untuk mengambil kesimpulan.
- Melakukan overgeneralisasi yang negative. Si pesimis (Misal dari Jawa) mempunyai teman dari medan, dan ia mengenal orang padang ini bertemperamen keras dan kasar, akhirnya si pesimis ini menganggap bahwa semua orang medan temperamennya keras dan kasar. Padahal banyak orang medan yang lembut dan baik juga.
- Lebih cenderung mencari untung untuk diri sendiri. Tidak / kurang memikirkan keuntungan bersama. Termasuk salah satu sifat koruptor yang harus diberantas.
- Jarang merasa terkejut oleh kesulitan
- Mencari pemecahan sebagian
- Merasa yakin bahwa mereka mempunyai pengendalian atas masa depan mereka
- Memungkinkan terjadi pembaharuan secara teratur
- Menghentikan alur pemikiran mereka yang negatif
- Meningkatkan kekuatan apresiansi mereka
- Mengunakan imajinasi
- Selalu gembira bahkan ketika mereka tidak merasa bahagia
- Merasa yakin bahwa mereka memiliki kemampuan yang hampir tidak terbatas
- Membina banyak cinta dalam kehidupan mereka
- Suka bertukar berita baik
- Menerima apa yang bisa diubah
- Tidak mau menghargai usaha orang lain.
- Menutup jalan bagi dialog.
- Selalu ragu-ragu dalam bertindak.
- Tidak bisa bekerjasama dengan orang lain.
- Tidak mempunyai emosi, lesu dan impasif.
- Cuek dan tidak menghiraukan orang lain.
- Curiga berlebihan terhadaporang lain.
CARA MENGHINDARI
Karakteristik Pemikiran Orang yang Optimis (menurut McGinnis)
- mampu memecahkan masalah
- memilili alternatif pemecahan masalah (berpikir secara divergen)
- mampu berbicara mengenai perasaan negatif
Karakteristik Pemikiran Orang yang Pesimis (menurut Dr. Martin Seligman)
- Permanence. Kejadian masa lalu dianggap sebagai sesuatu yang tidak akan pernah berakhir. Misalnya : Seorang atasan menegur Anda dengan sangat keras di depan rekan-rekan kerja yang lain. Anda bereaksi dengan berkata dalam hati bahwa Anda sangat membenci dia. Peristiwa tersebut telah berlalu dan Anda tetap membenci atasan Anda serta segala sesuatu yang dilakukannya. Sebaliknya dengan orang yang optimis, dia akan berpikir, “Kemarin dia sedang tidak mood, sehingga mudah marah. barangkali ada sesuatu yang sedang terjadi.”
- Pervasiveness. Bagi orang yang pesimis, ketika mengalami satu kegagalan maka ia akan menganggap bahwa dirinya tidak mampu melakukan semua hal. Atau sama halnya ketika ditolak oleh satu orang, maka ia akan merasa bahwa dirinya ditolak oleh semua orang. Biasanya orang seperti ini kehilangan rasa percaya dirinya dan mudah merasa tertekan.
- Personalization. Orang yang pesimistik menganggap bahwa ketika terjadi suatu kegagalan maka dia akan menganggap itu adalah kesalahannya. Tetapi ketika keberhasilan tercapai, maka itu seharusnya karena orang lain bukan karena dirinya.
Beberapa saran yang dapat diberikan untuk dapat menjadi orang yang optimis, diantaranya :
- Berpikir positif. Menilai diri sendiri dengan positif, bukan mengatakan bahwa “Saya adalah orang yang tidak berguna.” Atau “Saya adalah seorang pekerja yang gagal yang tidak mungkin berhasil.”. PIkiran yang positif akan mengarahkan kita untuk memiliki sikap-sikap yang tidak mudah menyerah.
- Membantah keyakinan yang negatif dalam diri sendiri. Seringkali kita berbicara dengan diri sendiri (self talking) mengenai keyakinan yang negatif dalam diri sendiri. Kita tidak menyadarinya karena sudah sering dilakukan dan akhirnya menjadi kebiasaan. Untuk menghilangkan kebiasaan buruk ini, Dr. Seligman menyarankan agar menuliskan pemikiran atau keyakinan yang negatif apa saja yang muncul tentang diri sendiri. Kemudian beranikan diri untuk membantah pemikiran tersebut. Misalnya, “Saya gagal lagi dalam wawancara kerja ini, pasti karena saya memang bukan orang yang pintar.” Pemikiran tersebut dapat Anda bantah dengan mengatakan, “Saya tidak lolos dalam interview kerja karena posisi tersebut kurang tepat untuk diri saya. Pasti akan ada posisi yang lebih tepat untuk saya dikemudian hari.” Cara lain yang dapat dilakukan selain membantah keyakinan yang negatif yaitu dengan berdoa.
- Menikmati. Berusaha untuk menemukan hal-hal yang dapat dinikmati seburuk apa pun situasi yang dihadapi. Menikmati percakapan yang terjadi dengan sang interviewer walaupun akhirnya tidak lolos dalam seleksi kerja, menikmati dinginnya udara ketika hujan turun dengan sangat derasnya, dan sebagainya.
Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer
0 Celoteh Teman:
:f :D :) ;;) :x :$ x( :?
:@ :~ :| :)) :( :s :(( :o :thanx: :bingung: :sundul: :iloveindonesia: :marah: :ngacir: :kiss: :bata:
Posting Komentar