MaY

An Ordinary Girl in the big world...




Krisis Identitas

Senin, 11 April 2011

Masa remaja menurut para ahli psikologi perkembangan adalah usia yang tidak memiliki identitas yang tepat. Erik Erikson seorang ahli psikologi juga menyatakan bahwa masa remaja merupakan masa krisis identitas. Oleh karena itu masa remaja adalah masa pencarian identitas pribadi dan rentan terhadap pengaruh-pengaruh dari luar.

Konsep identitas pada pengertian ilmu psikologi,
adalah suatu kesadaran akan kesatuan dan kesinambungan pribadi, pada keyakinan yang pada dasarnya tetap tinggal sama selama seluruh jalan perkembangan hidup kendatipun terjadi segala macam perubahan.
Menurut Ericson

bahwa pembentukan identitas adalah suatu proses yang terjadi dalam inti dari pribadi, dan juga di tengah-tengah masyarakat.

Sedangkan identitas dalam pengertian ilmu sosial adalah satu unsur kunci dari kenyataan subyektif dan sebagaimana semua kenyataan subyektif, berhubungan secara dialektis dengan masyarakat. Identitas dibentuk oleh proses-proses sosial.

Identitas merupakan suatu fenomena yang timbul dari dialektika antara individu dan masyarakat.

Krisis identitas
adalah ketika seseorang kehilangan rasa kesamaan pribadi dan kesinambungan historis.

Menurut Ericson
krisis identitas ini dapat diperkuat oleh keraguan mendalam terdahulu tentang identitas seksualnya dan tentang tempatnya serta nilainya dalam relasi-relasi primer keluarga.

Tahapan Perkembangan Identitas

Tahap

Usia

Karakteristik

Diferentiation

Practice



Rapprochment




Consolidation

12-14

14-15



15-18




18-21

Remaja menyadari bahwa ia berbeda secara sikologis dari orang tuanya. Kesadaran ini sering membuatnya mempertanyakan dan menolak nilai-nilai dan nasihat-nasihat orang tuanya, sekalipun nilai-nilai dan nasihat tersebut masuk akal.

Remaja percaya bahwa ia mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa salah. Ia menyangkal kebutuhan akan peringatan atau nasihat dan menantang orang tuanya pada setiap kesempatan. Komitmennya terhadap teman-teman juga bertambah.

Karena kesedihan dan kekhawatiran yang dialaminya, telah mendorong remaja untuk menerima kembali sebagian otoritas orang tuanya, tetapi dengan bersyarat. Tingkah lakunya sering silih berganti antara eksperimentasi dan penyesuaian, kadang mereka menantang dan kadang berdamai dan bekerjasama dengan orang tua mereka. Di satu sisi ia menerima tanggung jawab di sekitar rumah, namun di sisi lain ia akan mendongkol ketika orang tuanya selalu mengontrol membatasi gerak-gerik dan akitvitasnya diluar rumah.

Remaja mengembangkan kesadaran akan identitas personal, yang menjadi dasar bagi pemahaman dirinya dan diri orang lain, serta untuk mempertahankan perasaan otonomi, independen dan individualitas.


Perkembangan identitas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :

  1. Iklim keluarga

Keluarga merupakan awal pembentukan identitas seorang individu, terutama orangtua. Artinya gaya pengasuhan dari orangtua merupakan dasar pembentukan identitas individu. Beberapa dibawah ini contoh gaya pengasuhan orangtua, seperti :

a. Pengasuhan demokratis

Gaya pengasuhan ini mendorong remaja untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan keluarga akan mempercepat “pencapaian identitas”.

b. Pengasuhan otokratis

Mengendalikan perilaku remaja tanpa memberi remaja suatu peluang unutk mengemukakan pendapat akan “menghambat pencapaian identitas”.

c. Pengasuhan permisif

Memberi bimbingan terbatas kepada remaja dan mengizinkan mereka mengambil keputusan-keputusan sendiri akan meningkatkan “kebingungan identitas”.

  1. tokoh idola. Seorang idola sesungguhnya adalah sosok yang memiliki jiwa kepemimpinan. Idola berarti identik dengan kepemimpinan. Maxwell (2001) menyimpulkan kepemimpinan adalah sebagai suatu pengaruh. Burn (1978) membagi kepemimpinan menjadi dua aspek, yaitu pertama, Idealized Influence yaitu : suatu proses yang padanya seorang pemimpin mempengaruhi para pengikut dengan menimbulkan emosi-emosi yang kuat dan identifikasi dengan para pemimpin tersebut. Pemimpin menjadi model bagi pengikutnya dan kedua,Individual Consideration yaitu : memberi dukungan, membesarkan hati dan memberi pengalaman-pengalaman tentang pengembangan kepada para pengikut. Jika kita perhatikan pola pengaruh seorang idola terhadap remaja sebagaimana disebutkan sebelumnya, maka seorang idola menunjukkan ciri-ciri kedua aspek kepemimpinan tersebut. Maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya seseorang yang berhasil mempengaruhi orang lain dan mengikuti visinya oleh karena jiwa kepemimpinannya telah menjadi seorang idola bagi orang lain.

    Pengaruh seorang idola terhadap remaja tidak dipengaruhi oleh batas-batas kedudukan, agama, ras, pendidikan, status ekonomi dan sebagainya. Seorang guru yang memiliki wewenang atau kedudukan untuk mempengaruhi siswa di sekolah belum tentu menjadi seorang idola bagi siswanya. Orang tua yang memberikan kepedulian terhadap anaknya yang remaja setiap hari dengan cara memberi makan, menyekolahkan, membelikan baju bahkan sampai menghantarkan anaknya menjadi seorang juara, juga belum tentu menjadi seorang idola bagi anaknya. Namun seseorang yang mampu memberikan kekuatan kepada remaja, yaitu : mengembangkan seorang remaja maka orang tersebut akan berhasil menjadi seorang idola bagi remaja (Maxwell, 1995). Mengembangkan remaja berarti menolong remaja untuk mengatasi krisis identitas yang dialaminya.
  2. peluang pengembangan diri

Dalam upaya membantu orang menemukan identitas dirinya, WOOLFOLK (1995 : 73) menyarankan sebagai berikut :

  1. berilah informasi tentang pilihan-pilihan karier dan peran-peran orang dewasa.
  2. membantu untuk menemukan sumber-sumber untuk memecahkan masalah pribadinya.
  3. bersikap toleran terhadap tingkah laku remaja yang dipandang aneh, seperti dalam berpakaian.
  4. memberi umpan balik yang realistik tentang dirinya.





Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

0 Celoteh Teman:

Posting Komentar