MaY

An Ordinary Girl in the big world...




Yes or No????

Selasa, 31 Mei 2011

Terkadang kita merasa jenuh pada suatu pekerjaan ataukah bimbang...atau mungkin sedang berada pada 2 pilihan yang sulit...mungkin beberapa pertanyaan di bawah ini bisa membantu untuk mengatasinya.

Beberapa pertanyaan coba kami sajikan untuk membantu evaluasi mandiri Anda;
  1. Berapa lama Anda bekerja di perusahaan/bidang ini?
  2. Sudahkan Anda berdiskusi tentang masalah ini dengan pihak/personil yang tepat di perusahaan/bidangnya? Informasi apa saja yang Anda dapat? Bagaimana reaksinya dan reaksi Anda sendiri?
  3. Berdasarkan jobdes, apa yang potensial untuk mengembangkan kompetensi skill maupun softskill Anda?
  4. Apa saja tantangan & kendala utama dalam tugas utama Anda sehari-hari?
  5. Bagaimana Anda mengatasinya selama ini?
  6. Pihak mana saja yang telah Anda libatkan untuk mencapai target?
  7. Bagaimana pola kerjasamanya selama ini?
  8. Buatlah daftar pencapaian dari awal masuk hingga hari ini, cermati dinamikanya.
Analisa lebih individualnya:
  1. Apa yang menjadi motivasi utama dalam berkarir?
  2. Apa makna karir bagi Anda?
  3. Bagaiamana pola kerja Anda? Apakah cenderung berorientasi pada presisi dan rutinitas atau diversifikasi dan mobilitas?
  4. Apa yang ingin Anda kembangkan dalam skill & softskill dalam karir?
  5. Aktivitas apa yang paling membuat Anda bersemangat dalam berkarir?
  6. Buatlah peta pengembangan karir & kompetensi dalam 1 & 2 tahun ke depan

Tentukan langkah kedepan setelah menemukan jawabannya.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

MENENTUKAN PRIORITAS

Pernahkah kamu mengemas koper dan memperhatikan masih berapa banyak lagi yang bisa kamu rapihkan dan atur pakaian – pakaianmu ketimbang dengan asal saja memasukkannya ke dalam kopermu?? Sungguh mengejutkan!! Begitu juga dengan hidupmu. Semakin baik kamu menata dirimu, maka akan semakin banyak pula yang bisa kamu kemas ke dalam hidupmu – lebih banyak waktu untuk diri sendiri, dan lebih banyak waktu untuk hal – hal yang utama bagimu.

Saya ingin menunjukkan suatu model menakjubkan yang disebut Kuadran Waktu yang bisa membantumu mengemas lebih banyak (terutama hal – hal yang penting). Kuadran Waktu ini terdiri dari dua unsur utama, yaitu “penting” dan “mendesak”.

Penting – merupakan hal yang paling penting bagimu, kegiatan – kegiatan utama bagimu, yang berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaranmu. Mendesak – merupakan hal yang menekan, yang menuntut perhatian segera.

Secara umum, kita habiskan waktu kita dalam empat kuadranwaktu yang berbeda, seperti tampak di bawah. Masing – masing kuadran memuat kegiatan – kegiatan yang berbeda dan diwakili oleh satu tipe orang tertentu.


Mendesak Tidak Mendesak
Penting 1

ORANG YANG SUKA

MENUNDA – NUNDA

  • Ujian besok
  • Teman terluka
  • Terlambat masuk kerja
  • Mobil mogok
2

ORANG YANG SUKA MENENTUKAN PRIORITAS

  • Merencanakan, menetapkan sasaran
  • PR yang harus selesai dalam minggu ini
  • Olah raga
  • Membina hubungan
  • Relaksasi
Tidak Penting 3

ORANG YANG “YES – MEN”

  • Telepon yang tidak penting
  • Interupsi
  • Masalah kecil orang lain
  • Tekanan sesama
4

ORANG PEMALAS

  • Terlalu banyak nonton TV
  • Ngobrol tiada henti – hentinya
  • Terlalu banyak main game komputer
  • Maraton dari Mall ke Mall
  • Internetan sepanjang malam

Kalau kamu belum memperhatikannya juga, kita ini hidup di masyarakat yang kecanduan serba urgensi. Generasi sekarang adalah generasi sekarang. Itulah sebabnya kita punya puding instan, nasi minute, hidangan cepat saji, bayar sekali nonton, handphone, dan sebagainya.

Sebenarnya, hal – hal yang mendesaksih tidak ada salahnya. Namun, akan jadi masalah kalau kita menjadi begitu terfokus pada hal –hal yang mendesak sehingga kita menunda hal –hal yang penting walaupun tidak mendesak, seperti mengerjakan laporan sebelum waktunya, jalan – jalan di pegunungan, atau menulis surat penting kepada seorang teman. Semua hal penting ini tersingkir oleh hal – hal yang mendesak, seperti telepon masuk, interupsi, orang mampir, masalah orang lain, dan hal –hal yang “kerjakan sekarang juga”.

Sementara kita menggali lebih dalam ke masing – masing kuadran waktu ini, tanyalah kepada diri kita sendiri, “dalam kuadran waktu yang manakah aku paling banyak menghabiskan waktuku?”


KUADRAN 1 (K1): Orang yang suka menunda – nunda

Marilah kita mulai dengan K1, hal – hal yang mendesak sekaligus penting. Akan selalu ada hal –hal K1 yang tidak dapat kita kendalikan dan harus dilaksanakan, seperti menolong anak yang sakit atau memenuhi batas waktu yang penting. Tetapi kita juga akhirnya malahmenyebabkan banyak sakit kepala di K1 karena kita suka menunda – nunda, seperti kalau kita menunda – nunda PR lalu setengah mati sepanjang malam untuk ujian atau kalau kita telantarkan mobil kita terlalu lama dan harus membawnya ke bengkel. K1 adalah bagian dari hidup, tetapi kalau kamu terlalu banyak menghabiskan waktu di K1, percayalah, kalau kamu akan stres dan jarang berprestasi sesuai potensimu.

Perkenalkan orang yang suka menunda – nunda, yang berlama – lam di K1. Mungkin kamu kenal dia. Motonya adalah, “Aku akan berhenti menunda – nunda —- nanti”, Jangan harap ia mau mengerjakan tugas atau belajar untuk ujian hingga malam terakhir. Dan jangan harap ia maumeluangkan waktu untuk mengisi bensin; biasanya ia terlalu sibuk menyetir.

Orang yang suka menunda – nunda kecanduan kemendesakkan. Ia suka menunda – nuna …… hingga menjadi krisis. Tetapi ia suka seperti itu, karena mengerjakan segalanya pada menit – menit akhir malah membuatnya bersemangat. Malah, otaknya takkan bekerja sebelum ada suatu keadaan darurat. Ia bisa sukses di bawah tekanan.

Saya bisa memaklumi orang yang suka menunda – nunda karena saya sendiri begitu ketika sekolah menengah. Dulu saya suka berpikir, hebat yah kalau bisa tidak belajar sepanjang semester lalu mati – matian pada malam sebelum ujian dan masih mendapatkan nilai yang baik. Alangkah tololnya!! Memang saya lulus, tetapi saya tidak belajar apapun dan saya harus merasakan akibatnya ketika kuliah, dan dalam banyak hal saya masih merasakan akibatnya hingga sekarang. Akibat kabanyakkan menghabiskan wakti di K1 adalah:

  • Stres dan kecemasan
  • Kelelahan
  • Prestasi yang biasa – biasa saja

KUADRAN 2 (K2) : Orang yang suka menentukan prioritas.

Yang terbaik akan kita bahas terakhir nanti, hee….


KUADRAN 3 (K3): Orang yang “Yes – man”

K3 mewakili hal – hal yang mendesak tatapi tidak penting. Kuadran tiga ini dicirikan oleh orang yang berusaha menyenagkan semua orang dan menanggapi semua keinginan mereka. Kuadran 3 ini menipu karena hal – hal yang mendesak tampaknya penting. Sebenarnya, sering kali tidak. Umpamanya, telepon berdering memang mendesak, tetapi sering kali ternyata begitu tidak pentingnya, atau lebih parah lagi, dari seorang pemasar jarak jauh! K3 penuh dengan kegiatan – kegiatan yang penting bagi orang lain tetapi tidak penting bagimu —– hal – hal yang ingin kamu bilang tidak tetapi tidak bisa karena takut menyinggung orang lain.

Perkenalkan orang “Yes – man” di K3, yang sungguh sulit mengatakan tidak kepada apapun atau siapapun. Ia begitu berusaha menyenagkan semua orang sehingga biasanya ia akhirnya malah tidak menyenagkan siapapun, termasuk dirinya sendiri. Ia sering kali takluk kepada tekanan sesama karena ia suka menjadi populer dan tidak mau lain dari pada yang lain. Motonya adalah, “Besok, aku akan bersikap lebih asertif —– kalau kamu tidak keberatan”.

Kalau teman –temannya mampir secara mendadak dan inginmengajaknya begadang, ia pokoknya tidak berani menolak mereka. Ia tidak mau mengecewakan teman – temannya. Tidak menjadi soal, apakah keesokkan harinya ia ada ujian berat dan perlu belajar dan perlu tidur.

Walaupun ia bilang kepada adiknya bahwa ia akan membantu mengerjakan soal matematika, ia tidak bisa menolak telepon masuk yang menghabiskan waktunya walaupun tidak penting.

Ia sebenarnya tidak begitu mau ikut tim renang, ia lebih memilih kesenian, tetapai ayahnya perenang, dan tentunya ia tidak mau mengecewakan ayahnya.

Saya rasa kita semunya, termasuk diri saya sendiri, punya sedikit K3 di dalam diri kita. Tetapi kita takkan mencapai banyak kalau kita mengatakan ya kepada segalanya dan tidak pernah belajar memfokuskan pada yang penting. Komedia Bill Cosby mengatakannya dengan baik: “Saya tidak tahu kunci sukses, tetapi kunci kegagalan adalah berusaha menyenangkan semua orang”. K3 adalah salah satu kuadran terburuk untuk ditempati karena tidak mempunyai tulang punggung. Kuadran ini berubah – ubah dan akan ikut arah angin. Akibatnya kebanyakkan menghabiskan waktu di K3 adalah:

  • Mendapat reputasi “tukang menyenagkan orang”
  • Kurang disiplin
  • Merasa seperti keset kaki bagi orang laain yang menginjak – injaknya.

KUADRAN 4 (K4) : Pemalas

K4 adalah kategori kesia – siaan dan ekses. Kegiatan – kegiatan ini tidak mendesak danjuga tidak penting. Perkenalkan si pemalas yang berlama – lama di K4. Ia senang segala sesuatu yang berlebihan seperti terlalu banyak nonton TV, terlalu banyak tidur, terlalu banyak main video games, terlalu banyak lihat internet, dan lain – lain. Dua hobi utamanya adalah ngobrol tiga jam di telepon dan maraton dari mal ke mal setiap akhir pekan.

Ia benar – benar suka buku komik. Malah, ia bisa baca lusinan buku komik dalam seminggu. Ia tidak pernah punya pekerjaan. Tetapi ia masih muda dan sehat, maka untuk apa ia bekerja?? Sekolah tentunya, adalah hal terakhir yang dipirkannya. Ia lebih memilih, kamu pasti tahu dong!! “Mejeng”…

Pergi nonton, ngpbrol lewat internet, atau mejeng saja adalah bagian dari gaya hidup yang sehat. Hanya saja, kalau dilakukan secara berlebihan, maka jadi buang – buang waktu. Kamu pasti tahu kalau kamu melewati batasnya. Nonton film di TV mungkin memang kamu butuhkan untuk rileks, dan itu OK – OK saja. Tetapi nonton film kedua, ketiga, atau bahkan keempat (padahal sudah kamu tonton enam kali) hingga pukul 2 subuh mengubah malam yang rileks menjadi malam yang sia – sia. Akibat hidup dalam K4 adalah:

  • Kurang bertanggung jawab
  • Rasa bersalah
  • Malas

KUADARAN 2 (K2) : Orang yang suka menentukan prioritas

Sekarang kembali ke K2. K2 adalah hal – hal yang penting tetapi tidak mendesak, seperti relaksasi, membangun persahabatan, olah raga, merencanakan dulu, dan mengerjakan PR … tepat waktu!! Ini adalah kuadran kesempurnaan —– tempat dimana kita ingin berada. Kegiatan – kegiatan K2 penting. Tetapi apakah kegiatan – kegiatan K2 mendesak?? Tidak!! Dan itulah sebabnya kita sulit mengerjakannya. Umpamanya, mendapatkan pekerjaan magang liburan yang baik, mungkin sangat juga sangat penting bagimu. Tetapi karena masih lama dan tidak mendesak, mungkin kamu menunda – nunda mencari pekerjaan hingga terlambat dan tiba – tiba semua pekerjaan magang yang baik sudah terisi. Seandainya kamu berada di K2, kamu pasti merencanakan dahulu dan menemukan pekerjaan magang yang lebih baik. Takkan memakan waktu lebih banyak kok, hanya saja sedikit perencanan.

Perkenalkan orang yang suka menentukan prioritas. Walaupun sama sekali bukan orang yang sempurna, ia pada dasarnya mawas diri. Ia periksa segala yang perlu ia kerjakan lalu menyusun prioritas, memastikan segala hal yang utama baginya terlaksana duluan dan hal – hal yang kurang penting baginya terlaksana terakhir. Karena ia mempunyai kebiasaan sederhana tetapi ampuh untuk merencakan dulu, biasanya ia mampumengendalikan segalanya dengan baik. Dengan mengerjakan PR – nya tepat waktu, dan menulis skripsinya lebih awal, ia mengerjakan yang terbaik dan terhindar dari stres serta kelelahan kalau ia menunda – nunda dan mengerjakannya sekaligus dalam waktu singkat. Ia meluangkan waktu untuk berolah raga dan memperbarui diri, walaupun untuk itu ia harus mengorbankan hal –hal lain. Orang – orang yang paling penting baginya didahulukan. Walaupun sulit, menjaga keseimbangan itu penting baginya.

Ia belajar mengatakan tidak sambil tersenyum. Kalau teman – temannya mampir mendadak dan mengajaknya pesta, ia akan bilang. “tidak ah, terima kasih. Aku ada ujian besok. Tetapi, bagaimana kalau jumat malam nanti?” Teman – temannya bisa menerimanya dan dalam hati berharap coba mereka juga bisa mengatakan tidak. Ia belajar bahwa menolak tekanan sesama mungkin menjadikannya tidak populer pada mulanya, tetapi lama – kelamaan orang akan menghormatinya. Akibat hidup di K2 adalah:

  • Hidupmu terkendali
  • Keseimbangan
  • Prestasi tinggi

Jadi, di kuadran manakah kamu paling banyak menghabiskan waktumu?? 1, 2, 3, atau4?? Karena pada kenyataannya, kita semua menghabiskan waktu di setiap kuadran ini, kuncinya adalah menggeser sebanyak mungkin waktu kita ke K2. Dan satu – satunya cara menemukan lebih banyak waktu di K2 adalah dengan mengurangi waktu yang kamu habiskan di kuadran lainnya. Beginilah caranya:

  • Ciutkan K1 dengan mengurangi sifat menunda – nunda. Kamu akan selalu banyak kerjaan di K1. Itu pasti!! Tetapi kalau kamu bisa memotong sifat menunda – nunda kamu, separuhnya saja dengan mengerjaka nhal – hal penting lebih awal, maka kamu akan semakin jarang berada di K1. Dan semakin sedikit waktu yang dihabiskan di K1, artinya semakin kurang stres kamu.
  • Katakan tidak terhadap kegiatan – kegiatan di K3. Belajarlah untuk mengatakan tidak terhadap hal – hal yang tidak penting dan menarik kamu dari hal – hal yang memang pentingt. Jangan gampang mau diganggu. Berusaha menyenagkan semua orang adalah seperti anjing berusaha menangkap ekornya. Ingatlah, kalau kamu mengatakan tidak, artinya kamu mengatakan Ya terhadap hal – hal yang penting.
  • Kurangi kegiatan bermalas – malasan di K4. Jangan berhenti malakukan hal – hal ini. Hanya saja, cobalah untu mengurangi frekuensinya. Kamu tidak punya waktu untuk dibuang – buang. Geserlah waktu disini ke K2. Kamu perlu rileks, tetapi ingatlah rileks sejati adalah berada di K2. Sedangkan rileks berlebihan adalah K4.


Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Manajemen Konflik

Dalam interaksi dan interelasi sosial antar individu atau antar kelompok, konflik sebenarnya merupakan hal alamiah. Dahulu konflik dianggap sebagai gejala atau fenomena yang tidak wajar dan berakibat negatif, tetapi sekarang konflik dianggap sebagai gejala yang wajar yang dapat berakibat negatif maupun positif tergantung bagaimana cara mengelolanya.

Dari pandangan baru dapat kita lihat bahwa pimpinan atau manajer tidak hanya wajib menekan dan memecahkan konflik yang terjadi, tetapi juga wajib untuk mengelola/memanaj konflik sehingga aspek-aspek yang membahayakan dapat dihindari dan ditekan seminimal mungkin, dan aspek-aspek yang menguntungkan dikembangkan semaksimal mungkin.

Definisi Konflik :
Menurut Nardjana (1994) Konflik adalah akibat situasi dimana keinginan atau kehendak yang berbeda atau berlawanan antara satu dengan yang lain, sehingga salah satu atau keduanya saling terganggu.

Menurut Killman dan Thomas (1978), konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan-tujuan yang ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan orang lain. Kondisi yang telah dikemukakan tersebut dapat mengganggu bahkan menghambat tercapainya emosi atau stres yang mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja (Wijono,1993, p.4)

Menurut Wood, Walace, Zeffane, Schermerhorn, Hunt, dan Osborn (1998:580) yang dimaksud dengan konflik (dalam ruang lingkup organisasi) adalah: Conflict
is a situation which two or more people disagree over issues of organisational substance and/or experience some emotional antagonism with one another.
yang kurang lebih memiliki arti bahwa konflik adalah suatu situasi dimana dua atau banyak orang saling tidak setuju terhadap suatu permasalahan yang menyangkut kepentingan organisasi dan/atau dengan timbulnya perasaan permusuhan satu dengan yang lainnya.

Menurut Stoner Konflik organisasi adalah mencakup ketidaksepakatan soal alokasi sumberdaya yang langka atau peselisihan soal tujuan, status, nilai, persepsi, atau kepribadian. (Wahyudi, 2006:17)

Daniel Webster mendefinisikan konflik sebagai:
1. Persaingan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu sama lain.
2. Keadaan atau perilaku yang bertentangan (Pickering, 2001).

Ciri-Ciri Konflik :

Menurut Wijono( 1993 : 37) Ciri-ciri Konflik adalah :
  1. Setidak-tidaknya ada dua pihak secara perseorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan.
  2. Paling tidak timbul pertentangan antara dua pihak secara perseorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang saling berlawanan.
  3. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti: status, jabatan, tanggung jawab, pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik: sandang- pangan, materi dan kesejahteraan atau tunjangan-tunjangan tertentu: mobil, rumah, bonus, atau pemenuhan kebutuhan sosio-psikologis seperti: rasa aman, kepercayaan diri, kasih, penghargaan dan aktualisasi diri.
  4. Munculnya tindakan yang saling berhadap-hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut.
  5. Munculnya ketidakseimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya.

Penyebab Konflik
Konflik di dalam organisasi dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:

A. Faktor Manusia

  1. Ditimbulkan oleh atasan, terutama karena gaya kepemimpinannya.
  2. Personil yang mempertahankan peraturan-peraturan secara kaku.
  3. Timbul karena ciri-ciri kepriba-dian individual, antara lain sikap egoistis, temperamental, sikap fanatik, dan sikap otoriter.

B. Faktor Organisasi

  1. Persaingan dalam menggunakan sumberdaya. Apabila sumberdaya baik berupa uang, material, atau sarana lainnya terbatas atau dibatasi, maka dapat timbul persaingan dalam penggunaannya. Ini merupakan potensi terjadinya konflik antar unit/departemen dalam suatu organisasi.
  2. Perbedaan tujuan antar unit-unit organisasi.
    Tiap-tiap unit dalam organisasi mempunyai spesialisasi dalam fungsi, tugas, dan bidangnya. Perbedaan ini sering mengarah pada konflik minat antar unit tersebut. Misalnya, unit penjualan menginginkan harga yang relatif rendah dengan tujuan untuk lebih menarik konsumen, sementara unit produksi menginginkan harga yang tinggi dengan tujuan untuk memajukan perusahaan.
  3. Interdependensi tugas.
    Konflik terjadi karena adanya saling ketergantungan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Kelompok yang satu tidak dapat bekerja karena menunggu hasil kerja dari kelompok lainnya.
  4. Perbedaan nilai dan persepsi.
    Suatu kelompok tertentu mempunyai persepsi yang negatif, karena merasa mendapat perlakuan yang tidak “adil”. Para manajer yang relatif muda memiliki presepsi bahwa mereka mendapat tugas-tugas yang cukup berat, rutin dan rumit, sedangkan para manajer senior men¬dapat tugas yang ringan dan sederhana.
  5. Kekaburan yurisdiksional. Konflik terjadi karena batas-batas aturan tidak jelas, yaitu adanya tanggung jawab yang tumpang tindih.
  6. Masalah “status”. Konflik dapat terjadi karena suatu unit/departemen mencoba memperbaiki dan meningkatkan status, sedangkan unit/departemen yang lain menganggap sebagai sesuatu yang mengancam posisinya dalam status hirarki organisasi.
  7. Hambatan komunikasi. Hambatan komunikasi, baik dalam perencanaan, pengawasan, koordinasi bahkan kepemimpinan dapat menimbulkan konflik antar unit/ departemen.
Sumber-Sumber Konflik menurut Wijono (1993, pp.7-15):

1. Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict)
A. Konflik yang berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai (goal conflict)
  1. Approach-approach conflict, dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan positif terhadap dua persoalan atau lebih, tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain.
  2. Approach-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk melakukan pendekatan terhadap persoalan-persoalan yang mengacu pada satu tujuandan pada waktu yang sama didorong untuk melakukan terhadap persoalan-persoalan tersebut dan tujuannya dapat mengandung nilai positif dan negatif bagi orang yang mengalami konflik tersebut.
  3. Avoidance-Avoidance Conflict, dimana orang didorong untuk menghindari dua atau lebih hal yang negatif tetapi tujuan-tujuan yang dicapai saling terpisah satu sama lain. Dalam hal ini, approach-approach conflict merupakan jenis konflik yang mempunyai resiko paling kecil dan mudah diatasi, serta akibatnya tidak begitu fatal.

B. Konflik yang berkaitan dengan peran dan ambigius
Di dalam organisasi, konflik seringkali terjadi karena adanya perbedaan peran dan ambigius dalam tugas dan tanggung jawab terhadap sikap-sikap, nilai-nilai dan harapan-harapan yang telah ditetapkan dalam suatu organisasi.
Filley and House memberikan kesimpulan atas hasil penyelidikan kepustakaan mengenai konflik peran dalam organisasi, yang dicatat melalui indikasi-indikasi yang dipengaruhi oleh empat variabel pokok yaitu :
  1. Mempunyai kesadaran akan terjadinya konflik peran.
  2. Menerima kondisi dan situasi bila muncul konflik yang bisa membuat tekanan-tekanan dalam pekerjaan.
  3. Memiliki kemampuan untuk mentolelir stres.
  4. Memperkuat sikap/sifat pribadi lebih tahan dalam menghadapi konflik yang muncul dalam organisasi.
Stevenin (2000, pp.132-133), ada beberapa faktor yang mendasari munculnya konflik antar pribadi dalam organisasi misalnya adanya:
  1. Pemecahan masalah secara sederhana. Fokusnya tertuju pada penyelesaian masalah dan orang-orangnya tidak mendapatkan perhatian utama.
  2. Penyesuaian/kompromi. Kedua pihak bersedia saling memberi dan menerima, namun tidak selalu langsung tertuju pada masalah yang sebenarnya. Waspadailah masalah emosi yang tidak pernah disampaikan kepada manajer. Kadang-kadang kedua pihak tetap tidak puas.
  3. Tidak sepakat. Tingkat konflik ini ditandai dengan pendapat yang diperdebatkan. Mengambil sikap menjaga jarak. Sebagai manajer, manajer perlu memanfaatkan dan menunjukkan aspek-aspek yang sehat dari ketidaksepakatan tanpa membiarkan adanya perpecahan dalam kelompok.
  4. Kalah/menang. Ini adalah ketidaksepakatan yang disertai sikap bersaing yang amat kuat. Pada tingkat ini, sering kali pendapat dan gagasan orang lain kurang dihargai. Sebagian di antaranya akan melakukan berbagai macam cara untuk memenangkan pertarungan.
  5. Pertarungan/penerbangan. Ini adalah konflik “penembak misterius”. Orang-orang yang terlibat di dalamnya saling menembak dari jarak dekat kemudian mundur untuk menyelamatkan diri. Bila amarah meledak, emosi pun menguasai akal sehat. Orang-orang saling berselisih.
  6. Keras kepala. Ini adalah mentalitas “dengan caraku atau tidak sama sekali”. Satu-satunya kasih karunia yang menyelamatkan dalam konflik ini adalah karena biasanya hal ini tetap mengacu pada pemikiran yang logis. Meskipun demikian, tidak ada kompromi sehingga tidak ada penyelesaian.
  7. Penyangkalan. Ini adalah salah satu jenis konflik yang paling sulit diatasi karena tidak ada komunikasi secara terbuka dan terus-terang. Konflik hanya dipendam. Konflik yang tidak bisa diungkapkan adalah konflik yang tidak bisa diselesaikan.

Tahapan-Tahapan Perkembangan kearah terjadinya Konflik :
  1. Konflik masih tersembunyi (laten). Berbagai macam kondisi emosional yang dirasakan sebagai hal yang biasa dan tidak dipersoalkan sebagai hal yang mengganggu dirinya.
  2. Konflik yang mendahului (antecedent condition). Tahap perubahan dari apa yang dirasakan secara tersembunyi yang belum mengganggu dirinya, kelompok atau organisasi secara keseluruhan, seperti timbulnya tujuan dan nilai yang berbeda, perbedaan peran dan sebagainya.
  3. Konflik yang dapat diamati (perceived conflicts) dan konflik yang dapat dirasakan (felt conflict). Muncul sebagai akibat antecedent condition yang tidak terselesaikan.
  4. Konflik terlihat secara terwujud dalam perilaku (manifest behavior). Upaya untuk mengantisipasi timbulnya konflik dan sebab serta akibat yang ditimbulkannya; individu, kelompok atau organisasi cenderung melakukan berbagai mekanisme pertahanan diri melalui perilaku.
  5. Penyelesaian atau tekanan konflik. Pada tahap ini, ada dua tindakan yang perlu diambil terhadap suatu konflik, yaitu penyelesaian konflik dengan berbagai strategi atau sebaliknya malah ditekan.
  6. Akibat penyelesaian konflik. Jika konflik diselesaikan dengan efektif dengan strategi yang tepat maka dapat memberikan kepuasan dan dampak positif bagi semua pihak. Sebaliknya bila tidak, maka bisa berdampak negatif terhadap kedua belah pihak sehingga mempengaruhi produkivitas kerja.
Dampak Konflik
Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai berikut :
A. Dampak Positif Konflik
Bila upaya penanganan dan pengelolaan konflik karyawan dilakukan secara efisien dan efektif maka dampak positif akan muncul melalui perilaku yang dinampakkan oleh karyawan sebagai sumber daya manusia potensial dengan berbagai akibat seperti:
  1. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, seperti hampir tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
  2. Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan masing-masing.
  3. Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.
  4. Semakin berkurangnya tekanan-tekanan, intrik-intrik yang dapat membuat stress bahkan produktivitas kerja semakin meningkat. Hal ini karena karyawan memperoleh perasaan-perasaan aman, kepercayaan diri, penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa mengembangkan karier dan potensi dirinya secara optimal.
  5. Banyaknya karyawan yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan potensinya melalui pelayanan pendidikan (education), pelatihan (training) dan konseling (counseling) dalam aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Semua ini bisa menjadikan tujuan organisasi tercapai dan produktivitas kerja meningkat akhirnya kesejahteraan karyawan terjamin.

B. Dampak Negatif Konflik
Dampak negatif konflik , sesungguhnya disebabkan oleh kurang efektif dalam pengelolaannya yaitu ada kecenderungan untuk membiarkan konflik tumbuh subur dan menghindari terjadinya konflik. Akibatnya muncul keadaan-keadaan sebagai berikut:
  1. Meningkatkan jumlah absensi karyawan dan seringnya karyawan mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung seperti misalnya ngobrol berjam-jam sambil mendengarkan sandiwara radio, berjalan mondar-mandir menyibukkan diri, tidur selama pimpinan tidak ada di tempat, pulang lebih awal atau datang terlambat dengan berbagai alasan yang tak jelas.
  2. Banyak karyawan yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab. Seringnya terjadi perselisihan antar karyawan yang bisa memancing kemarahan, ketersinggungan yang akhirnya dapat mempengaruhi pekerjaan, kondisi psikis dan keluarganya.
  3. Banyak karyawan yang sakit-sakitan, sulit untuk konsentrasi dalam pekerjaannya, muncul perasaan-perasaan kurang aman, merasa tertolak oleh teman ataupun atasan, merasa tidak dihargai hasil pekerjaannya, timbul stres yang berkepanjangan yang bisa berakibat sakit tekanan darah tinggi, maag ataupun yang lainnya.
  4. Seringnya karyawan melakukan mekanisme pertahanan diri bila memperoleh teguran dari atasan, misalnya mengadakan sabotase terhadap jalannya produksi, dengan cara merusak mesin-mesin atau peralatan kerja, mengadakan provokasi terhadap rekan kerja, membuat intrik-intrik yang merugikan orang lain.
  5. Meningkatnya kecenderungan karyawan yang keluar masuk dan ini disebut labor turn-over. Kondisi semacam ini bisa menghambat kelancaran dan kestabilan organisasi secara menyeluruh karena produksi bisa macet, kehilangan karyawan potensial, waktu tersita hanya untuk kegiatan seleksi dan memberikan latihan dan dapat muncul pemborosan dalam cost benefit.
Konflik yang tidak terselesaikan dapat merusak lingkungan kerja sekaligus orang-orang di dalamnya, oleh karena itu konflik harus mendapat perhatian. Jika tidak, maka seorang manajer akan terjebak pada hal-hal seperti:
  1. Kehilangan karyawan yang berharga dan memiliki keahlian teknis. Dapat saja mereka mengundurkan diri. Manajer harus menugaskan mereka kembali, dan contoh yang paling buruk adalah karena mungkin Manajer harus memecat mereka.
  2. Menahan atau mengubah informasi yang diperlukan rekan-rekan sekerja yang lurus hati agar tetap dapat mencapai prestasi.
  3. Keputusan yang lebih buruk yang diambil oleh perseorangan atau tim karena mereka sibuk memusatkan perhatian pada orangnya, bukan pada masalahnya.
  4. Kemungkinan sabotase terhadap pekerjaan atau peralatan. Seringkali dimaklumi sebagai faktor “kecelakaan” atau “lupa”. Namun, dapat membuat pengeluaran yang diakibatkan tak terhitung banyaknya.
  5. Sabotase terhadap hubungan pribadi dan reputasi anggota tim melalui gosip dan kabar burung. Segera setelah orang tidak memusatkan perhatian pada tujuan perubahan, tetapi pada masalah emosi dan pribadi, maka perhatian mereka akan terus terpusatkan ke sana.
  6. Menurunkan moral, semangat, dan motivasi kerja. Seorang karyawan yang jengkel dan merasa ada yang berbuat salah kepadanya tidak lama kemudian dapat meracuni seluruh anggota tim. Bila semangat sudah berkurang, manajer akan sulit sekali mengobarkannya kembali.
  7. Masalah yang berkaitan dengan stres. Ada bermacam-macam, mulai dari efisiensi yang berkurang sampai kebiasaan membolos kerja.
Strategi Mengatasi Konflik
Terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan:
  1. Pengenalan. Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
  2. Diagnosis. Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.
  3. Menyepakati suatu solusi. Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.
  4. Pelaksanaan. Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.
  5. Evaluasi. Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.
Stevenin (1993 : 139-141) juga memaparkan bahwa ketika mengalami konflik, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan di tengah-tengah konflik, yaitu:
  1. Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada pepatah dalam masyarakat yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila wewenang bertambah maka kekuasaan pun berkurang, demikian pula sebaiknya.
  2. Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani secara paling baik dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga.
  3. Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan berkonsentrasi pada masalah-masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum tentu merupakan kesempatan yang terbesar.
Cara atau Taktik Mengatasi Konflik

A.Strategi Mengatasi Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict)
Untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling tidak tujuh strategi yaitu:
1) Menciptakan kontak dan membina hubungan
2) Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
3) Menumbuhkan kemampuan /kekuatan diri sendiri
4) Menentukan tujuan
5) Mencari beberapa alternatif
6) Memilih alternatif
7) Merencanakan pelaksanaan jalan keluar

B. Strategi Mengatasi Konflik Antar Pribadi (Interpersonal Conflict)

Untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling tidak tiga strategi yaitu:

1) Strategi Kalah-Kalah (Lose-Lose Strategy)
Beorientasi pada dua individu atau kelompok yang sama-sama kalah. Biasanya individu atau kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah (berkompromi) atau membayar sekelompok orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa orang atau kelompok ketiga sebagai penengah.
Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan cara melibatkan pihak ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Maka pihak ketiga diundang untuk campur tangan oleh pihak-pihak yang berselisih atau barangkali bertindak atas kemauannya sendiri. Ada dua tipe utama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu:
a. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua belah pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.
b. Mediasi (Mediation)
Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti yang diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat.

2) Strategi Menang-Kalah (Win-Lose Strategy)
Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya salah satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh kemenangan.
Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik
dengan win-lose strategy, dapat melalui:
  • Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang kurang puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence).
  • Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya konfrontasi terhadap perbedaan dan kekaburan dalam batas-batas bidang kerja (jurisdictioanal ambiquity).
  • Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik, karena adanya rintangan komunikasi (communication barriers).
  • Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukkan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena dipengaruhi oleh sifat-sifat individu (individual traits).
  • Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh dua belah pihak, untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumber-sumber (competition for resources) secara optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
3) Strategi Menang-Menang (Win-Win Strategy)
Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala pengetahuan, sikap dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak-pihak yang terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian konflik. Jadi strategi ini menolong memecahkan masalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, bukan hanya sekedar memojokkan orang.

Strategi menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan industri, tetapi ada 2 cara didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal yaitu:
  • Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving) Usaha untuk menyelesaikan secara mufakat atau memadukan kebutuhan-kebutuhan kedua belah pihak.
  • Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation) Dalam penyelesaian melalui konsultasi proses, biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik dengan kekuasaan atau menghakimi salah satu atau kedua belah pihak yang terlibat konflik

C. Strategi Mengatasi Konflik Organisasi (Organizational Conflict)

Ada beberapa strategi yang bisa dipakai untuk mengantisipasi terjadinya konflik organisasi diantaranya adalah:

1) Pendekatan Birokratis (Bureaucratic Approach)
Konflik muncul karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara vertikal dan untuk menghadapi konflik vertikal model ini, manajer cenderung menggunakan struktur hirarki (hierarchical structure) dalam hubungannya secara otokritas. Konflik terjadi karena pimpinan berupaya mengontrol segala aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh bawahannya. Strategi untuk pemecahan masalah konflik seperti ini biasanya dipergunakan sebagai pengganti dari peraturan-peraturan birokratis untuk mengontrol pribadi bawahannya. Pendekatan birokratis (Bureaucratic Approach) dalam organisasi bertujuan mengantisipasi konflik vertikal (hirarkie) didekati dengan cara menggunakan hirarki
struktural (structural hierarchical).

2) Pendekatan Intervensi Otoritatif Dalam Konflik Lateral (Authoritative Intervention in Lateral Conflict)
Bila terjadi konflik lateral, biasanya akan diselesaikan sendiri oleh pihak-pihak yang terlibat konflik. Kemudian jika konflik tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan secara konstruktif, biasanya manajer langsung melakukan intervensi secara otoratif kedua belah pihak.

3) Pendekatan Sistem (System Approach)
Model pendekatan perundingan menekankan pada masalah-masalah kompetisi dan model pendekatan birokrasi menekankan pada kesulitan-kesulitan dalam kontrol, maka pendekatan sistem (system Approach) adalah mengkoordinasikan masalah-masalah konflik yang muncul.
Pendekatan ini menekankan pada hubungan lateral dan horizontal antara fungsi-fungsi pemasaran dengan produksi dalam suatu organisasi.

4) Reorganisasi Struktural (Structural Reorganization)
Cara pendekatan dapat melalui mengubah sistem untuk melihat kemungkinan terjadinya reorganisasi struktural guna meluruskan perbedaan kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai kedua belah pihak, seperti membentuk wadah baru dalam organisasi non formal untuk mengatasi konflik yang berlarut-larut sebagai akibat adanya saling ketergantungan tugas (task interdependence) dalam mencapai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga fungsi organisasi menjadi kabur.

D. Intervensi (campur tangan) pihak ketiga:
Apabila fihak yang bersengketa tidak bersedia berunding atau usaha kedua pihak menemui jalan buntu, maka pihak ketiga dapat dilibatkan dalam penyelesaian konflik.
  1. Arbitrase (arbitration): Pihak ketiga mendengarkan keluhan kedua pihak dan berfungsi sebagai “hakim” yang mencari pemecahan mengikat. Cara ini mungkin tidak menguntungkan kedua pihak secara sama, tetapi dianggap lebih baik daripada terjadi muncul perilaku saling agresi atau tindakan destruktif.
  2. Penengahan (mediation): Menggunakan mediator yang diundang untuk menengahi sengketa. Mediator dapat membantu mengumpulkan fakta, menjalin komunikasi yang terputus, menjernihkan dan memperjelas masalah serta mela-pangkan jalan untuk pemecahan masalah secara terpadu. Efektivitas penengahan tergantung juga pada bakat dan ciri perilaku mediator.
  3. Konsultasi: Tujuannya untuk memperbaiki hubungan antar kedua pihak serta mengembangkan kemampuan mereka sendiri untuk menyelesaikan konflik. Konsultan tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan dan tidak berusaha untuk menengahi. la menggunakan berbagai teknik untuk meningkatkan persepsi dan kesadaran bahwa tingkah laku kedua pihak terganggu dan tidak berfungsi, sehingga menghambat proses penyelesaian masalah yang menjadi pokok sengketa.

Hal-hal yang Perlu Diperhati-kan Dalam Mengatasi Konflik:

  1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif.
  2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi.
  3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan.
  4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul.
  5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis.
  6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja.
  7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat.
  8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon.




Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

LASTCHILD PEDIH




Engkau yang sedang patah hati
Menangislah dan jangan ragu ungkapkan
Betapa pedih hati yang tersakiti
Racun yang membunuhmu secara perlahan

Engkau yang saat ini pilu
Betapa menanggung beban kepedihan
Tumpahkan sakit itu dalam tangismu
Yang menusuk relung hati yang paling dalam

Hanya diri sendiri
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagi…

Engkau yang hatinya terluka
Di peluk nestapa tersapu derita
Seiring saat keringnya air mata
Tak mampu menahan pedih yang tak ada habisnya

Hanya diri sendiri
Yang tak mungkin orang lain akan mengerti
Di sini ku temani kau dalam tangismu
Bila air mata dapat cairkan hati
Kan ku cabut duri pedih dalam hatimu
Agar kulihat, senyum di tidurmu malam nanti
Anggaplah semua ini
Satu langkah dewasakan diri
Dan tak terpungkiri
Juga bagi..mu…


------------------------------------------------------------------------------------------------

for my beloved friend...ayooo bangkit say...patah hati bukan akhir dari segalanya...masih banyak yg lebih baek dari dia yg lebih pantes buat kamu ^_^



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer

Multiple Intelligence


Teori kecerdasan ganda dikembangkan pada tahun 1983 oleh Dr Howard Gardner, profesor pendidikan di Harvard University. Ini menunjukkan bahwa gagasan tradisional intelijen, berdasarkan tes IQ, terlalu terbatas. Sebaliknya, Dr Gardner mengusulkan delapan kecerdasan yang berbeda untuk menjelaskan lebih luas potensi manusia pada anak-anak dan orang dewasa. Kecerdasan ini adalah:

  • KECERDASAN LINGUISTIK ("KATA PINTAR")

1. Mampu membaca, mengerti apa yang dibaca.

2. Mampu mendengar dengan baik dan memberikan respons dalam suatu komunikasi verbal.

3. Mampu menirukan suara, mempelajari bahasa asing, mampu membaca karya orang lain.

4. Mampu menulis dan berbicara secara efektif.

5. Tertarik pada karya jurnalism, berdebat, pandai menyampaikan cerita atau melakukan perbaikan pada karya tulis.

6. Mampu belajar melalui pendengaran, bahan bacaan, tulisan dan melalui diskusi, ataupun debat.

7. Peka terhadap arti kata, urutan, ritme dan intonasi kata yang diucapkan.

8. Memiliki perbendaharaan kata yang luas, suka puisi, dan permainan kata.

Profesi: pustakawan, editor, penerjemah, jurnalis, tenaga bantuan hukum, pengacara, sekretaris, guru bahasa, orator, pembawa acara di radio / TV, dan sebagainya.

  • KECERDASAN LOGIKA - MATEMATIKA ("ANGKA / PENALARAN PINTAR")

1. Mengenal dan mengerti konsep jumlah, waktu dan prinsip sebab-akibat.

2. Mampu mengamati objek dan mengerti fungsi dari objek tersebut.

3. Pandai dalam pemecahan masalah yang menuntut pemikiran logis.

4. Menikmati pekerjaan yang berhubungan dengan kalkulus, pemograman komputer, metode riset.

5. Berpikir secara matematis dengan mengumpulkan bukti-bukti, membuat hipotesis, merumuskan dan membangun argumentasi kuat.

6. Tertarik dengan karir di bidang teknologi, mesin, teknik, akuntansi, dan hukum.

7. Menggunakan simbol-simbol abstrak untuk menjelaskan konsep dan objek yang konkret.

Profesi: auditor, akuntan, ilmuwan, ahli statistik, analisis / programer komputer, ahli ekonomi, teknisi, guru IPA / Fisika, dan sebagainya.

  • KECERDASAN SPASIAL ("GAMBAR PINTAR")

1. Senang mencoret-coret, menggambar, melukis dan membuat patung.

2. Senang belajar dengan grafik, peta, diagram, atau alat bantu visual lainnya.

3. Kaya akan khayalan, imaginasi dan kreatif.

4. Menyukai poster, gambar, film dan presentasi visual lainnya.

5. Pandai main puzzle, mazes dan tugas-lugas lain yang berkaitan dengan manipulasi.

6. Belajar dengan mengamati, melihat, mengenali wajah, objek, bentuk, dan warna.

7. Menggunakan bantuan gambar untuk membantu proses mengingat.

Profesi: insinyur, surveyor, arsitek, perencana kota, seniman grafis, desainer interior, fotografer, guru kesenian, pilot, pematung, dan sebagainya.

  • KECERDASAN TUBUH-KINESTETIK ("BODY SMART")

1. Merupakan kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan dalam menggunakan tubuh kita secara trampil untuk mengungkapkan ide, pemikiran, perasaan, dan mampu bekerja dengan baik dalam menangani objek.

2. Memiliki kontrol pada gerakan keseimbangan, ketangkasan, dan keanggunan dalam bergerak.

3. Menyukai pengalaman belajar yang nyata seperti field trip, role play, permainan yang menggunakan fisik.

4. Senang menari, olahraga dan mengerti hidup sehat.

5. Suka menyentuh, memegang atau bermain dengan apa yang sedang dipelajari.

6. Suka belajar dengan terlibat secara langsung, ingatannya kuat terhadap apa yang dialami atau dilihat.

Profesi: ahli terapi fisik, ahli bedah, penari, aktor, model, ahli mekanik / montir, tukang bangunan, pengrajin, penjahit, penata tari, atlet profesional, dan sebagainya.

  • KECERDASAN MUSIK ("MUSIC SMART")

1. Menyukai banyak jenis alat musik dan selalu tertarik untuk memainkan alat musik.

2. Mudah mengingat lirik lagu dan peka terhadap suara-suara.

3. Mengerti nuansa dan emosi yang terkandung dalam sebuah lagu.

4. Senang mengumpulkan lagu, baik CD, kaset, atau lirik lagu.

5. Mampu menciptakan komposisi musik.

6. Senang improvisasi dan bermain dengan suara.

7. Menyukai dan mampu bernyanyi.

8. Tertarik untuk terjun dan menekuni musik, baik sebagai penyanyi atau pemusik.

9. Mampu menganalisis / mengkritik suatu musik.

Profesi: DJ, musikus, pembuat instrumen, tukang stem piano, ahli terapi musik, penulis lagu, insinyur studio musik, dirigen orkestra, penyanyi, guru musik, penulis lirik lagu, dan sebagainya.

  • KECERDASAN INTERPERSONAL ("ORANG PINTAR")

1. Memiliki interaksi yang baik dengan orang lain, pandai menjalin hubungan sosial.

2. Mampu merasakan perasaan, pikiran, tingkah laku, dan harapan orang lain.

3. Memiliki kemampuan untuk memahami orang lain dan berkomunikasi dengan efektif, baik secara verbal maupun non-verbal.

4. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan dan kelompok yang berbeda, mampu menerima umpan balik yang disampaikan orang lain, dan mampu bekerja sama dengan orang lain.

5. Mampu berempati dan mau mengerti orang lain.

6. Mau melihat sudut pandang orang lain.

7. Menciptakan dan mempertahankan sinergi.

Profesi: administrator, manager, kepala sekolah, pekerja bagian personalia / humas, penengah, ahli sosiologi, ahli antropologi, ahli psikologi, tenaga penjualan, direktur sosial, CEO, dan sebagainya.

  • KECERDASAN INTRAPERSONAL ("SELF SMART")

1. Mengenal emosi diri sendiri dan orang lain, serta mampu menyalurkan pikiran dan perasaan.

2. Termotivasi dalam mengejar tujuan hidup.

3. Mampu bekerja mandiri, mengembangkan kemampuan belajar yang berkelanjutan dan mau meningkatkan diri.

4. Mengembangkan konsep diri dengan baik.

5. Tertarik sebagai konselor, pelatih, filsuf, psikolog atau di jalur spiritual.

6. Tertarik pada arti hidup, tujuan hidup dan relevansinya dengan keadaaan saat ini.

7. Mampu menyelami / mengerti kerumitan dan kondisi manusia.

Profesi: ahli psikologi, ulama, ahli terapi, konselor, ahli teknologi, perencana program, pengusaha, dan sebagainya.

  • KECERDASAN NATURALIS ("ALAM PINTAR")

1. Suka mengamati, mengenali, berinteraksi, dan peduli dengan objek alam, tanaman atau hewan.

2. Antusias akan lingkungan alam dan lingkungan manusia.

3. Mampu mengenali pola di antara spesies.

4. Senang berkarir di bidang biologi, ekologi, kimia, atau botani.

5. Senang memelihara tanaman, hewan.

6. Suka menggunakan teleskop, komputer, binocular, mikroskop untuk mempelajari suatu organisme.

7. Senang mempelajari siklus kehidupan flora dan fauna.

8. Senang melakukan aktivitas outdoor, seperti: mendaki gunung, scuba diving (menyelam).

Profesi: dokter hewan, ahli botani, ahli biologi, pendaki gunung, pengurus organisasi lingkungan hidup, kolektor fauna / flora, penjaga museum zoologi / botani dan kebun binatang, dan sebagainya.

Dr Gardner mengatakan bahwa sekolah dan budaya kita memfokuskan sebagian besar perhatian mereka pada kecerdasan linguistik dan logis-matematis. Kita menghargai orang yang sangat mengartikulasikan atau orang logis dari budaya kita. Namun, Dr Gardner mengatakan bahwa kita juga harus memberikan perhatian yang sama pada individu yang menunjukkan kelebihan dalam kecerdasan lain: para seniman, arsitek, musisi, naturalis, desainer, penari, terapis, pengusaha, dan lainnya yang memperkaya dunia di mana kita hidup . Sayangnya, banyak anak yang memiliki karunia-karunia ini tidak menerima pendidikan yang sesuai untuk mereka di sekolah. Banyak dari anak-anak, pada kenyataannya, akhirnya dicap " Anak yang Sulit memusatkan perhatian," "ADD (attention deficit disorder)," atau hanya berprestasi rendah, ketika cara yang unik mereka berpikir dan belajar yang tidak ditangani oleh kelas linguistik atau logis-matematis Teori kecerdasan ganda mengusulkan. sebuah transformasi besar dalam cara sekolah kami berjalan. Hal ini menunjukkan bahwa guru akan dilatih untuk hadir pelajaran mereka dalam berbagai cara menggunakan musik, pembelajaran kooperatif, kegiatan seni, bermain peran, multimedia, kunjungan lapangan , refleksi batin, dan banyak lagi. Kabar baiknya adalah bahwa teori kecerdasan ganda telah meraih perhatian banyak pendidik di seluruh negeri, dan ratusan sekolah sedang menggunakan filosofi untuk mendesain ulang cara itu mendidik anak-anak. Kabar buruknya adalah bahwa ada ribuan sekolah di luar sana masih banyak yang mengajar dengan cara yang membosankan, melalui ceramah kering, lembar kerja membosankan dan buku.

Teori kecerdasan ganda juga memiliki implikasi yang kuat untuk belajar dewasa. Banyak orang dewasa menemukan dirinya dalam pekerjaan yang tidak memanfaatkan optimal kecerdasan mereka yang paling sangat berkembang (misalnya, individu sangat kinestetik-jasmani yang terjebak dalam pekerjaan-meja linguistik atau logis ketika ia akan jauh lebih bahagia dalam pekerjaan di mana mereka bisa bergerak di sekitar, seperti sebagai pemimpin rekreasi, penjaga hutan, atau terapis fisik). Teori kecerdasan ganda dewasa memberikan cara baru untuk melihat kehidupan mereka, memeriksa potensi yang mereka tinggalkan di masa kecil mereka (seperti kasih seni atau drama). Dan sekarang ini banyak orang yang mulai menyadari bahwa mereka memiliki kesempatan untuk mengembangkan melalui kursus, hobi, atau lainnya program pengembangan diri. Kita semua berbeda karena kita semua memiliki kombinasi kepandaian yang berbeda. Bila kita mampu mengenalinya, saya kira kita akan mempunyai setidaknya sebuah kesempatan yang bagus untuk mengatasi berbagai masalah yang kita hadapi di dunia.



Free Template Blogger collection template Hot Deals BERITA_wongANteng SEO theproperty-developer